Kini jasa website development untuk membuat website profesional semakin dibutuhkan. Buktinya, ada 1,88 miliar website di seluruh dunia dan jumlahnya diprediksi akan terus meningkat.
Melihat angka itu, peluang menyediakan jasa pembuatan website sebagai web developer makin luas. Nah, jika ingin menjemput peluang itu, Anda perlu belajar website development terlebih dahulu.
Ingin belajar website development untuk pemula? Di artikel ini kami akan membahas website development secara lengkap. Mulai dari apa itu website development, konsep dasar, jenis-jenisnya, hingga proses kerja website design dan development.
Yuk simak artikel ini sampai selesai!
Apa Itu Website Development?
Website development adalah proses pembangunan dan pemeliharaan website. Mulai dari pembuatan website berisi teks sederhana hingga yang bentuknya kompleks seperti platform sosmed atau web app.
Biasanya website development kerap dikaitkan dengan coding. oding itu tak hanya bertujuan membangun antar muka website. Tapi juga masih ada proses pengembangan server, keamanan, dan manajemen konten website.
Website development dilakukan untuk membuat website yang sesuai kebutuhan pengguna. Misalnya, web developer ingin membuat website toko online. Maka web developer perlu membuat fitur katalog produk, konfirmasi pembayaran, dan lainnya.
Meski kelihatannya sederhana, prospek karir web developer akan makin cemerlang. Tak percaya?
Faktanya, lowongan pekerjaan web developer di seluruh dunia diprediksi meningkat sebesar 13% hingga 2030 lho. Pendapatan website developer di Indonesia pun menggiurkan, bisa mencapai rata-rata Rp11 juta per bulan.
Jadi, bagaimana? Makin mantap untuk belajar website development? Pertama-tama, pelajari dulu konsep dasar website development. Yuk simak pembahasan selanjutnya.
Konsep Dasar Website Development
Berikut ini adalah konsep dasar website development yang perlu Anda ketahui!
1. Apa Itu Website?
Website adalah informasi berbentuk kumpulan halaman yang dapat diakses publik melalui internet. Caranya dengan menuliskan URL di browser seperti Google Chrome, Mozilla dan Opera.
Sebagai contoh, alamat website atau URL Antoni adalah https://www.antoni.web.id. Jika URL itu diklik, maka browser Anda akan memuat landing page website kami.
2. Apa Itu IP Address?
IP Address adalah identitas berupa deretan angka yang dimiliki oleh suatu perangkat. Tiap perangkat memiliki angka yang berbeda-beda.
Untuk mengetahui IP Address komputer, Anda bisa mengetikkan “what’s my IP Address” di browser Anda. Sedangkan untuk mengetahui IP Address website, Anda bisa mengunjungi situs seperti Site24x7.
Nah, fungsi IP Address adalah menghubungkan satu perangkat dengan perangkat lainnya. Ketika perangkat terhubung, Anda bisa mengakses website.
Lho, terus bagaimana seseorang bisa mengakses sebuah website di internet dengan deretan nomor?
Bayangkan saja IP Address sebagai nomor handphone. Untuk menghubungi seseorang, Anda perlu memasukkan nomor tersebut dan memencet tombol dial. Tapi daripada susah-susah mengingat nomornya, Anda bisa menyimpan nomor tersebut ke kontak Anda.
Begitu pula kasusnya dengan website. Untuk membuka website, Anda memerlukan IP Address tertentu. Namun, mengetikkan IP Address secara manual untuk membuka website tentu saja merepotkan. Supaya lebih praktis, Anda tinggal mengetikkan URL atau alamat domain websitenya saja.
3. Apa Itu HTTP?
Transfer data dari dan ke suatu IP Address tak mungkin terjadi tanpa HTTP. Lalu, apa itu HTTP?
HTTP adalah protokol transfer data dari server website ke client atau komputer. Adanya transfer data membuat Anda dapat melihat berbagai informasi seperti dokumen, file, gambar dan video di browser.
Lalu bagaimana cara kerja transfer data melalui HTTP? Cara kerjanya terbagi menjadi tiga langkah.
Pertama, HTTP client atau komputer melakukan request data ke web server. Kedua, HTTP web server memproses request dengan mencari data atau dokumen. Ketiga, HTTP web server mengirimkan data atau dokumen ke HTTP client.
4. Apa Itu Coding?
Coding adalah aktivitas yang dilakukan programmer untuk berkomunikasi dengan komputer untuk mengeksekusi suatu perintah. Caranya dengan menulis barisan kode suatu bahasa pemrograman.
Lalu, kenapa sih coding penting dipelajari untuk website development?
Berbeda dengan cara berkomunikasi kita, komputer tidak menggunakan kata atau istilah bahasa. Komputer hanya memahami data berupa on dan off. Pengolahan data itu hanya bisa dilakukan dengan coding bahasa pemrograman.
Dengan coding bahasa pemrograman, Anda bisa memerintahkan komputer untuk membuat bagian-bagian website. Misalnya antarmuka website, sistem keamanan website, hingga pengembangan server website.
Baca Juga: 15+ Bahasa Pemrograman yang Wajib Dipelajari Developer
5. Apa Itu Front End?
Front end adalah bagian dari sebuah website yang langsung dilihat oleh pengguna. Front end dibangun menggunakan beberapa bahasa pemrograman. Contohnya seperti HTML, CSS, dan JavaScript.
Ketika ada transfer data dari server ke browser, coding bahasa pemrograman untuk front end akan memuat tampilan website. Pemuatan dilakukan tanpa harus terus-menerus “berkomunikasi” dengan komputer berkat dukungan cache.
Lewat front end website, pengguna bisa berinteraksi langsung dengan konten dan komponen website. Misalnya, menonton video, membuka gambar, menandai kalimat, dan lainnya.
6. Apa Itu Back End?
Back-end adalah bagian belakang layar dari sebuah website. Artinya, bagian ini tidak dapat dilihat user. Back end terdiri dari infrastruktur digital berupa angka, huruf dan simbol dalam server website.
Pembuatan back end membutuhkan bahasa pemrograman yang jauh lebih banyak daripada front end. Front-end mungkin hanya membutuhkan JavaScript. Akan tetapi, server membutuhkan hampir semua bahasa.
Bahasa yang digunakan untuk membangun back end antara lain PHP, Ruby, Python dan lainnya.
Contoh back end adalah aplikasi berbasis web. Salah satunya adalah Content Management System (CMS) website.
7. Apa Itu Content Management System (CMS)?
CMS adalah sebuah aplikasi atau sistem untuk membuat dan mengatur konten website. Misalnya website company profile, website toko online, blog, forum, dan lainnya.
CMS itu ibarat mie instan. Artinya, CMS memungkinkan Anda membuat website secara instan tanpa perlu repot memahami coding bahasa pemrograman.
Salah satu contoh CMS adalah WordPress. WordPress merupakan CMS yang cukup populer untuk website. Buktinya, 65,2% website di seluruh dunia menggunakan WordPress.
Nah, selain WordPress, masih banyak CMS yang bisa Anda gunakan lho. Selengkapnya baca di artikel ini > 5+ CMS Terbaik 2021 untuk Website Anda
8. Apa itu Cyber Security?
Selama ada internet, akan selalu ada pengguna lain yang mencoba mencuri data website Anda. Misalnya data pribadi atau data pelanggan website toko online Anda.
Nah, itu lah mengapa sebuah website membutuhkan cyber security. Dengan menerapkan cyber security, Anda dapat mengurangi risiko ancaman yang menyasar sistem komputer Anda.
Cyber security adalah upaya perlindungan terhadap sistem, jaringan, data, dan program dari serangan digital. Misalnya perangkat komputer, aplikasi, dan informasi yang dikirim atau disimpan website.
Jika ingin mempelajari website development, Anda juga perlu tahu lebih dalam soal cyber security. Tujuannya agar website Anda aman dari berbagai serangan keamanan.
Nah, sekarang Anda sudah memahami konsep dasar website development. Tapi mengetahui konsepnya saja belum cukup. Kalau Anda ingin jadi web developer, Anda juga perlu memahami jenis-jenis website development.
Memahami jenis-jenis website development memudahkan Anda memiliki sektor profesi yang paling Anda minati dan kuasai. Jadi, tanpa berlama-lama lagi, yuk simak pembahasan selanjutnya!
Jenis-Jenis Website Development
Berikut ini adalah jenis-jenis website development yang perlu Anda ketahui:
1. Front End Development
Front End Development atau client side development adalah praktik pengembangan antarmuka website. Misalnya seperti tata letak, navigasi menu website, grafik dan lainnya.
Nah, tugas-tugas itu dikerjakan oleh seorang Front End Developer. Tapi, tugas mereka tak sekadar mengembangkan tampilan website saja lho.
Mereka perlu memastikan tampilan website bisa meningkatkan user experience.
Caranya dengan mengembangkan user interface yang simpel, konsisten dan responsif. Sehingga nantinya pengguna makin mudah menemukan informasi di dalam website.
User interface dari tiap device pun bisa berbeda-beda. Sebab, perilaku pengguna saat membuka website dari desktop, berbeda dari perilaku saat membukanya dari handphone.
2. Back End Development
Back end development adalah praktik pengembangan dan pengelolaan server.
Tugas back end developer meliputi membuat sistem untuk menjalankan fungsi website. Misalnya, mengelola database berisi data pelanggan dan data produk. Begitu juga menciptakan sistem untuk alur pembelian hingga pembayaran produk.
Selain itu, seorang back end developer juga bertanggung jawab memastikan keamanan sebuah website. Caranya dengan memastikan tidak ada kesalahan coding yang bisa dimanfaatkan hacker untuk menyusup ke server.
Mereka menggunakan beberapa bahasa pemrograman seperti PHP, JavaScript, Python, dan Ruby untuk melakukan semua aktivitas itu.
Baca Juga: Backend Developer: 5+ Skill yang Harus Dikuasai untuk Jadi Profesional
3. Full Stack Development
Full stack development adalah pengembangan antar muka dan server website secara bersamaan. Pekerjaan ini dilakukan oleh seorang Full Stack Developer.
Singkatnya, Full Stack Developer mengerjakan tugasnya front-end dan back-end developer. Namun, selain itu, bisa juga dia diminta untuk mengembangkan aplikasi, debugging, troubleshooting, bahkan membuat fitur baru.
Akan tetapi karena banyaknya pengetahuan yang harus dikuasai, sulit untuk menemukan seseorang dengan profesi full stack developer. Sebab nyatanya, menguasai satu bidang programming saja butuh waktu yang tidak sebentar. Apalagi jika harus menjadi expert di dua bidang sekaligus.
4. Website Development
Website development adalah praktik pengembangan website yang mencakup front end, back end, dan full stack development. Pekerjaan ini dilakukan oleh seorang web developer.
Biasanya, website developer bertugas untuk membuat berbagai aplikasi dan website untuk klien dan perusahaan. Selain itu, mereka juga bisa membuat video game dan software desktop.
Jika Anda tertarik jadi website developer, simak dulu skill yang harus dikuasai. Setelah itu, terapkan tips untuk memudahkan Anda mempelajari skill tersebut. Selengkapnya ada di artikel berikut ini > Ingin Tahu Cara Menjadi Web Developer? Yuk Simak Tipsnya
5. Desktop Development
Desktop development adalah praktik pengembangan aplikasi atau software yang beroperasi secara lokal di perangkat Anda. Jadi, bukan melalui internet di browser website.
Pekerjaan ini dilakukan oleh desktop developer. Beberapa software hasil karya desktop developer sudah biasa Anda gunakan. Misalnya, Adobe Photoshop, Skype, Discord, dan Microsoft Office.
Nah, kalau Anda tertarik jadi desktop developer, ada skill yang perlu dikuasai. Beberapa di antaranya adalah optimasi aplikasi dari segi skalabilitas, kecepatan, testing platform, dan keamanan data.
6. Mobile Development
Mobile development adalah praktik pengembangan aplikasi untuk smartphone atau tablet. Tugas ini dikerjakan oleh seorang mobile developer.
Mobile developer biasanya membuat aplikasi yang Anda gunakan di smartphone. Misalnya, media sosial, aplikasi edit foto, hingga m-banking.
Ada beberapa skill yang perlu dikuasai jika ingin membuat aplikasi-aplikasi itu. Misalnya coding untuk aplikasi yang user friendly, pengembangan database aplikasi, dan bahasa pemrograman C++.
Nah, untuk memudahkan pengembangan aplikasi, Anda juga perlu menguasai Application Programming Interface (API). Dengan menggunakan API, Anda dapat menghubungkan aplikasi satu dengan aplikasi lainnya. Tujuannya untuk mengambil data dari platform lain.
Sebagai contoh, aplikasi Gojek membutuhkan peta sebagai tools transportasi online. Nah, Gojek tak perlu menyediakan peta sendiri. Gojek cukup mengambil data Google Maps menggunakan API.
7. Game Development
Game development adalah proses penulisan kode untuk mengembangkan video game. Baik itu berupa game konsol seperti Xbox dan PlayStation atau game smartphone.
Tugas-tugas itu dilakukan oleh seorang game developer. Terkadang, skill yang dibutuhkan game developer tumpang tindih dengan mobile development. Sebab, mereka sama-sama membuat aplikasi yang beroperasi di smartphone.
Tapi, game development membutuhkan skill yang berbeda dengan mobile development. Salah satu yang paling mencolok adalah skill bahasa pemrograman C++. Sebab, mayoritas aplikasi dirancang menggunakan bahasa pemrograman C++.
8. Embedded Development
Embedded development adalah pengembangan semua jenis hardware. Misalnya tampilan antarmuka perangkat elektronik, IoT, dan sistem real-time. Beberapa contoh nyatanya adalah teknologi Bluetooth dan asisten virtual pada gadget.
Tugas-tugas itu dilakukan oleh seorang embedded developer. Untuk mengembangkan berbagai perangkat di atas, ada banyak skill yang perlu dikuasai. Beberapa di antaranya adalah bahasa pemrograman C++ dan Python.
9. Security Development
Security development adalah proses membuat sistem keamanan untuk software dan website. Tugas ini dilakukan oleh security developer.
Security developer biasanya melakukan tindakan hacker yang etis. Misalnya, dengan mengeksplor website untuk menemukan eror. Selain itu, mereka juga membangun sistem yang berfungsi untuk menemukan dan memperbaiki risiko keamanan.
Baca Juga: Bagaimana Cara Mencari Celah Keamanan Website “Vulnerable” dengan Mudah?
Nah, itu tadi adalah jenis-jenis website development. Anda mungkin sudah menemukan jenis apa yang ingin Anda pelajari. Setelah itu, mari simak proses kerja website development secara keseluruhan.
Proses Kerja Website Development
Proses kerja website development tak semudah yang dibayangkan. Sebab, setiap pengembangan memiliki proses berbeda-beda. Perbedaan itu tergantung dari jenis website, bahasa pemrograman, dan sumber daya yang Anda miliki.
Nah, berikut ini adalah proses kerja development website yang paling umum:
1. Merancang Rencana Website Development
Pertama-tama, tentukan dulu rencana arah dan tujuan development website Anda. Untuk memudahkan perencanaan, berikut adalah pertanyaan yang perlu Anda jawab. Kami juga menyediakan contoh jawabannya.
- Apa tujuan Anda membuat website?
(contoh jawaban: website Niagahoster bertujuan untuk berjualan hosting dan domain serta produk lain yang berkaitan dengan website)
- Siapa audiens Anda? Apa yang mereka lakukan di website Anda?
(contoh jawaban: pemilik bisnis online dan programmer yang ingin mengembangkan website)
- Lalu, apa jenis website yang tepat untuk tujuan Anda dan tujuan audiens? (website untuk menjual produk. Dilengkapi dengan blog yang berisi konten informational, insight dan tutorial.)
- Konten apa yang diproduksi di website itu? Apa tujuan konten itu dibuat? (konten informatif, insight, dan lainnya. Tujuannya memberi value kepada audiens. Sehingga bisa meningkatkan brand reputation. Ketika brand reputation meningkat, akan meningkatkan konversi)
- Bagaimana struktur navigasi website Anda untuk memudahkan audiens menemukan informasi? (struktur website dengan menu navigasi yang simpel dan alurnya jelas)
Untuk menjawab pertanyaan di atas, Anda perlu berkoordinasi dengan beberapa divisi. Misalnya, website development, finance, dan marketing.
Setelah pertanyaan terjawab, Anda akan lebih mudah mengatur jadwal perancangan website. Mulai dari pengembangan hingga saatnya launching website.
2. Membuat Rancangan Website Design dan Development
Website yang baik selalu diawali dari rancangan website design atau tampilan website. Nah, rancangan ini terdiri dari wireframe dan sitemap.
Wireframe adalah visual antarmuka website yang akan dibuat oleh developer. Wireframe tidak mengandung elemen desain seperti warna dan logo. Fitur ini hanya menjelaskan elemen yang akan ditambahkan ke halaman situs.
Sitemap adalah sketsa berisi hubungan antara berbagai halaman dalam website Anda. Dengan sitemap, website developer bisa menilai tingkat kemudahan pengguna untuk menemukan informasi atau layanan dalam suatu website.
Baca Juga: Cara Membuat Sitemap di WordPress
Nah, untuk memudahkan merancang wireframe dan sitemap, berikut daftar pertanyaan yang bisa Anda jawab:
- Halaman apa saja yang Anda butuhkan? (misalnya profil perusahaan, kontak, visi misi perusahaan, layanan dan produk, news)
- Bagaimana cara mengelompokkan berbagai halaman dalam suatu kategori? (misalnya, profil perusahaan dan visi misi diletakkan dalam kategori About Us)
- Seperti apa Anda akan menyusun kategori dan subkategori dalam sitemap dan hierarki website?
- Bagaimana sitemap dan hierarki tersebut ditampilkan dalam suatu halaman utama?
Jangan lupa berkoordinasi dengan tim SEO Anda ya. Sebab perancangan tampilan website akan mempengaruhi praktik SEO Anda. Tujuannya untuk memaksimalkan peringkat website di mesin pencarian.
Langkah selanjutnya dalam proses development website adalah menulis kode.
Dalam tahap ini, web developer akan menggunakan bahasa pemrograman dan bahasa mark up yang berbeda berdasar bagian dan fungsinya.
Jika berdasar bagian, contohnya adalah untuk front end dan back end. Sedangkan berdasar fungsi, contohnya seperti fungsi desain dan interaktivitas.
Lalu, apa saja bahasa pemrograman dan bahasa mark up yang biasa digunakan? Mari mulai dari yang paling mudah dan utama dulu, yaitu:
Hypertext Markup Language atau HTML adalah bahasa markup yang digunakan untuk membuat struktur halaman website.
Bahasa mark up adalah bahasa komputer yang menggunakan tags atau tanda. Tanda-tanda ini akan dibaca dan diterjemahkan oleh komputer menjadi tampilan website.
HTML akan disimpan dalam sebuah file. Dalam membuat file HTML, terdapat standar atau format khusus yang harus diikuti. Berikut ini adalah contohnya:
HTML biasanya digunakan untuk membuat atau menyusun heading, paragraf, gambar, link, dan lainnya supaya dapat dilihat banyak orang melalui halaman website.
Cascading Style Sheets atau CSS berguna untuk menyederhanakan proses pembuatan website dengan mengatur elemen yang tertulis di bahasa markup.
Ada banyak hal yang dapat Anda lakukan menggunakan CSS dibandingkan dengan bahasa pemrograman inti seperti PHP. Ketika menggunakan CSS, Anda dapat mengatur warna teks, jenis font, baris antar paragraf, ukuran kolom, dan jenis background yang dipakai.
Berikut ini adalah contoh coding CSS yang bisa menyederhanakan coding HTML:
<HTML>
<TITLE>Bach's home page</TITLE>
<STYLE>
H1, H2 { color: green }
</STYLE>
<BODY>
<H1>Bach's home page</H1>
<P>Johann Sebastian Bach was a prolific
composer. Among his works are:
<UL>
<LI>the Goldberg Variations
<LI>the Brandenburg Concertos
<LI>the Christmas Oratorio
</UL>
<H2>Historical perspective</H2>
<P>Bach composed in what has been referred to as
the Baroque period.
</BODY>
</HTML>
JavaScript adalah bahasa pemrograman yang biasanya digunakan untuk membuat situs dengan konten website yang dinamis.
Konten dinamis artinya konten dapat bergerak atau berubah di depan layar tanpa perlu mereload halaman. Misalnya saja, fitur slideshow foto, gambar animasi, pengisian poling, dan lainnya.
Berikut ini adalah contoh codingnya:
<!DOCTYPE html>
<html>
<body>
<h1>My First JavaScript</h1>
<p id="demo">JavaScript can change the style of an HTML element.</p>
<script>
function myFunction() {
document.getElementById("demo").style.fontSize = "25px";
document.getElementById("demo").style.color = "red";
document.getElementById("demo").style.backgroundColor = "yellow";
}
</script>
<button type="button" >
HTML, CSS, dan JavaScript adalah tiga bahasa pemrograman yang jadi pondasi dalam website development. Selain itu, ada juga bahasa pemrograman server seperti Java, C++, Python dan SQL.
Masih ada banyak bahasa pemrograman lainnya, selengkapnya baca artikel berikut ini > 15+ Bahasa Pemrograman yang Wajib Dipelajari Developer
4. Membuat Back End Website
Back end website mengelola data yang bertujuan untuk membuat front end berfungsi. Misalnya, back end website Facebook akan menyimpan berbagai jenis foto. Jadi, front end bisa menampilkan koleksi foto Anda di Facebook.
Oleh karena itu, Anda membutuhkan dua komponen ini:
- Database: untuk menyimpan, menata, dan memproses data yang diminta oleh server
- Server: sebuah hardware atau dan software yang berfungsi mengirim, menerima dan memproses request data dari client atau browser.
Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan server berada di tengah-tengah database dan client. Client akan berkata pada server “saya butuh informasi X”, kemudian server akan mengambilkan data itu dari database. Lalu, data itu dikirim ke client.
Nah, jika sudah memiliki database dan server, seorang back end developer perlu mengerjakan hal berikut:
- Coding: serangkaian aturan tentang bagaimana website merespons permintaan data server atau browser.
- Database management: bagaimana website Anda akan mengatur dan memproses database website.
- Infrastruktur: bagaimana website dikelola. Anda bisa mengelola website dengan cara membeli layanan hosting. Cara ini membutuhkan biaya. Meski begitu, Anda akan mendapatkan kontrol penuh dan performa mumpuni untuk mengelola website.
Memang tak semua website membutuhkan back end. Misalnya saja website yang hanya memaparkan informasi teks. Tapi, tentu saja kini website seperti itu hampir tak pernah ditemukan.
Saat ini hampir semua website membutuhkan database. Bahkan website sederhana seperti company profile pun membutuhkan back end untuk menyimpan foto.
Nah, artinya back end development jadi hal yang wajib dipelajari jika Anda ingin jadi website developer. Tanpa back end development, mustahil Anda membuat website yang dibutuhkan pengguna.
5. Membuat Front End Website
Setelah merancang back end, saatnya membuat front end website. Dalam proses ini, web developer membutuhkan kombinasi JavaScript, HTML dan CSS.
Tujuan gabungan tiga coding itu adalah untuk membuat font website, navigasi menu, dan desain yang responsif. Singkatnya, dalam tahap ini Anda akan mewujudkan rencana wireframe dan sitemap Anda.
Ada banyak cara untuk membangun antarmuka website dengan lebih mudah. Salah satunya adalah dengan menggunakan front end framework. Anda bisa membuat tampilan website yang menarik dan profesional dengan lebih cepat.
Tenang saja, kami sudah menyediakan rekomendasi front end framework terbaik. Anda bisa memilihnya setelah membaca artikel satu ini > 5 Front End Framewrok Terbaik Bagi Developer 2021
6. Menggunakan Content Management System (CMS)
Merasa coding terlalu rumit? Anda bisa gunakan CMS untuk membuat front end dan back end. CMS biasanya otomatis tersedia dalam pengaturan hosting Anda.
Dengan menggunakan CMS, Anda tak perlu lagi menulis coding. Sebab, CMS sudah menyediakan plugin untuk mengembangkan back end dan front end website.
Tenang saja, tersedia banyak jenis plugin yang bisa Anda gunakan sesuai dengan kebutuhan website Anda kok.
Sebagai contoh, Anda ingin membuat website toko online. Anda tak perlu repot lagi menulis coding untuk menambahkan fitur toko online. Install saja plugin ecommerce pada CMS. Dengan begitu, website Anda akan memiliki fitur seperti payment gateway, katalog produk, dan lainnya.
Dengan adanya fitur-fitur itu, otomatis Anda sudah memiliki database website. Misalnya seperti data pelanggan, data pembayaran, dan data foto produk.
Tak hanya plugin ecommerce saja. Anda juga bisa menginstall plugin SEO pada CMS. Misalnya, Yoast SEO dan Rank Math. Tujuannya untuk memaksimalkan peringkat website di hasil pencarian.
7. Menentukan Nama Domain
Setelah membuat front end dan back end melalui CMS, saatnya menentukan nama domain website.
Caranya cukup mudah. Pertama-tama, Anda perlu membeli domain pada penyedia layanan hosting. Jadi, jangan lupa sediakan sejumlah biaya.
Nah, kami punya alternatif yang lebih hemat. Caranya, Anda cukup berlangganan hosting di Niagahoster. Dengan berlangganan hosting saja, Anda sudah mendapatkan domain gratis.
Niagahoster menyediakan berbagai paket hosting sesuai dengan kebutuhan website yang Anda buat. Durasi berlangganannya pun beragam dengan berbagai diskon menarik.
8. Meluncurkan Website
Setelah memilih nama domain dan menghubungkannya ke hosting Anda, jangan buru-buru meluncurkan website. Ada beberapa hal yang perlu Anda pastikan, yaitu:
Periksa dulu konten website Anda. Pastikan konten Anda bekerja dengan baik. Misalnya, memeriksa kesalahan eja pada konten hingga kecepatan loading gambar atau video.
Tak hanya itu saja, pastikan strategi SEO konten Anda sudah diterapkan dengan tepat. Misalnya, apakah konten Anda sudah menggunakan kata kunci yang relevan dan potensial. Tujuannya agar peringkat website Anda nantinya bisa maksimal.
- Pastikan desain website sudah responsif
Periksa dulu apakah website Anda sudah responsif. Itu artinya, Anda perlu pastikan tampilan website mampu menyesuaikan layout berbagai jenis device. Misalnya di desktop dan di smartphone.
Lalu, bagaimana caranya memeriksa apakah website Anda sudah responsif? Tenang, tidak usah bingung. Simak selengkapnya di artikel berikut ini > 6+ Cara Cek Responsive Website
Cek navigasi menu website dan pastikan menu-menu itu berfungsi. Setelah itu, cek apakah fitur-fitur website bekerja dengan baik. Misalnya fitur komentar, payment gateway, hingga fitur share media sosial.
Tak hanya itu, pastikan kecepatan loading website Anda sudah maksimal. Tujuannya agar nantinya pengunjung tak mudah pergi dari website Anda. Cara selengkapnya bisa Anda simak di artikel ini > Leverage Browser Caching: Cara Mudah Meningkatkan Kecepatan Website
- Amankan dan back up data website
Pastikan untuk mencegah hilangnya data. Caranya dengan memastikan sistem keamanan website bekerja dengan baik. Jangan lupa juga melakukan back up data.
Cek keamanan website tak hanya dilakukan sebelum meluncurkan website. Anda perlu melakukannya secara berkala. Untuk melakukannya, Anda perlu menggunakan tools tertentu. Berikut rekomendasinya > Segera Cek Keamanan Website dengan 20+ Tools Gratis Ini!
Sumber Pembelajaran Website Development
Setelah menyimak pembahasan di atas, mungkin Anda makin mantap belajar coding untuk website development. Oleh karena itu, simak rekomendasi sumber pembelajaran berikut ini:
- TutorialPoints: website yang menyediakan tutorial, ebook, dan tutorial berbentuk video untuk coding website development. Tersedia dalam versi gratis.
- Egghead: website yang merupakan grup tempat para web developer berkumpul dan membagikan sumber pembelajaran. Jadi, Anda bisa mengakses materi dalam bentuk course dan podcast secara gratis.
- freeCodeCamp: website yang menyediakan materi dalam bentuk artikel, video dan pembelajaran interaktif secara gratis.
Kalau Anda lebih suka belajar langsung dari para praktisi, Anda bisa bergabung di komunitas website development. Berikut ini adalah komunitas yang bisa Anda ikuti:
- Stack Overflow: komunitas yang memungkinkan Anda mengajukan pertanyaan seputar coding programming. Pertanyaan akan dijawab oleh developer lainnya.
- Mozilla Development Network: komunitas yang menyediakan pembelajaran seputar website development beserta berita-berita terkini tentang dunia developer.
- Reddit: website forum tempat para developer dari segala level bergabung. Menariknya, website ini memungkinkan Anda bergabung dalam sub topik yang lebih spesifik. Misalnya seperti web design, JavaScript, atau freelancing.
Masih banyak lagi website yang menyediakan materi belajar coding website secara gratis. Selengkapnya dapat Anda simak di artikel ini > Panduan Belajar Coding Gratis
Yuk Pelajari Website Development Lebih Jauh!
Sekarang Anda sudah memahami apa yang dimaksud dengan website development. Website development adalah proses pembangunan dan pemeliharaan website. Mulai dari pembuatan website sederhana hingga aplikasi website.
Dengan meningkatnya penggunaan internet, website developer jadi pekerjaan yang paling dicari-cari. Oleh karena itu, website development jadi ilmu yang wajib dipelajari untuk persiapan karir web developer.
Kami sudah menjelaskan konsep dasar, jenis-jenis dan proses kerja website development dalam artikel ini. Selain itu, kami juga sudah membagikan sumber pembelajaran website development untuk membantu Anda belajar website development lebih jauh. Cukup mudah, kan?