Pernahkah Anda mendengar mengenai terapi hormon? Sama seperti terapi pada umumnya, terapi hormon juga punya berbagai fungsi. Kabarnya, terapi hormon bisa dipakai untuk menunda menopause? Sebenarnya, sampai saat ini belum ada rumusan yang pasti dalam menentukan waktu yang tepat menopause akan datang. Hanya saja, waktu perkiraan menopause biasanya saat wanita berusia sekitar 45-55 tahun.
Lalu, apa fungsi terapi hormon untuk menopause? Adakah manfaat dan efek samping bila dilakukan? Ini penjelasannya.
Apa itu terapi hormon?
Mengutip dari Mayo Clinic, terapi pengganti hormon adalah obat yang mengandung hormon wanita.
Cara kerja terapi hormon yakni dengan minum obat yang mengandung hormon estrogen. Pada wanita, hormon ini umumnya sudah tidak lagi diproduksi oleh tubuh saat menopause.
Itu sebabnya, wanita yang sudah menopause tidak lagi rutin datang bulan atau menstruasi setiap bulannya.
Fungsi utama terapi hormon umumnya digunakan wanita untuk mengobati gejala menopause, seperti hot flashes dan vagina yang terasa tidak nyaman.
Pada dasarnya, ada tiga tahapan menopause yang normal, yakni sebagai berikut:
- perimenopause atau transisi menuju menopause,
- menopause (terhitung sejak 12 bulan setelah menstruasi terakhir), dan
- postmenopause di tahun berikutnya setelah menopause.
Pengobatan penggantian hormon bisa Anda gunakan sebagai salah satu cara mengurangi gejala menopause yang mengganggu.
Ada dua tipe terapi hormon, yaitu berikut ini.
- Terapi hormon estrogen (ET) untuk meredakan gejala menopause, biasanya untuk wanita yang tidak memiliki rahim karena histerektomi (operasi pengangkatan rahim).
- Campuran antara hormon estrogen dan progesteron (EPT) untuk melindungi lapisan rahim (endometrium) agar terhindar dari kanker rahim.
Bila wanita hanya menggunakan hormon estrogen tanpa campuran progesteron, berisiko merangsang penebalan lapisan rahim.
Kondisi tersebut bisa menjadi cikal bakal kanker rahim di kemudian hari.
Apa saja manfaat terapi hormon untuk menopause?
Mengutip dari The North American Menopause Society, terapi hormon bermanfaat untuk mengurangi berbagai gejala menopause yang kerap membuat wanita tidak nyaman.
Berikut manfaat terapi hormon yang bisa Anda rasakan.
1. Mengurangi hot flashes
Hot flashes adalah kondisi saat suhu tubuh terasa panas secara tiba-tiba. Ini adalah salah satu tanda menopause yang paling umum selain berhenti menstruasi.
Biasanya, Anda akan merasakan suhu tubuh hangat sampai kepanasan, bahkan bisa membuat kulit kemerahan.
Mengutip dari Mayo Clinic, terapi hormon bisa mengurangi gejala hot flashes yang merupakan gejala menopause.
Hormon estrogen bekerja dengan menurunkan suhu tubuh dan menghilangkan keringat yang mengganggu saat malam hari.
2. Mencegah pengeroposan tulang
Terapi hormon juga memiliki manfaat untuk mencegah pengeroposan dan patah tulang menjelang masa menstruasi selesai.
Hormon estrogen sistemik nantinya membantu melindungi penipisan tulang atau osteoporosis pada wanita.
3. Mengurangi nyeri gejala menopause
Selain hot flashes, ada serangkaian gejala menopause yang mengganggu. Untuk mengurangi tingkat keparahan, Anda bisa menggunakan terapi hormon.
Beberapa gejala menopause yang bisa berkurang dengan menggunakan terapi hormon yaitu:
Terapi estrogen juga bisa mengurangi masalah kesehatan lain, seperti demensia dan perubahan suasana hati (mood swing).
Adakah efek samping terapi hormon?
Pengobatan penggantian hormon memang memiliki manfaat untuk kesehatan wanita menjelang menopause.
Akan tetapi, terapi penggantian hormon dengan estrogen dan progesteron bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan serius, seperti:
Risiko di atas bergantung pada beberapa faktor, seperti:
- melakukan terapi saat usia 60 tahun ke atas, dan
- riwayat penyakit kanker, stroke, pembekuan darah, dan osteoporosis.
Dokter akan mempertimbangkan efek samping dan risiko di atas sebelum Anda memulai terapi hormon untuk menopause.
Maka dari itu, akan lebih baik bila Anda melakukan skrining atau pemeriksaan menyeluruh terhadap kondisi kesehatan.
Hal ini agar memudahkan dokter dalam mengetahui risiko atau efek samping tertentu bila melakukan terapi hormon ini.